Sama dengan tarian adat masyarakat Indonesia lainnya, tarian yang menjadi identitas masyarakat Batak ini juga memiliki beberapa keunikan. Berikut keunikan yang dimiliki tarian ini:
Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Properti pertama yang wajib ada adalah baju. Penari yang menarikan tarian ini akan memakai baju dengan sebutan dodotan.
Terlihat dari namanya gerakan ini melambangkan gerakan penari ketika mengolah sawahnya dalam tarian piring.
Tidak hanya topeng, Saat akan mementaskan tarian ini, banyak perlengkapan yang harus dipersiapkan. Perlengkapan busana seperti baju yang berlengan dan dasi dengan peniti ukon.
Di tanah Batak sendiri ada dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas.
Dulunya, kain ulos hanya dikenakan dalam bentuk sarung atau selendang saja. Bahkan akan sering dijumpai di upacara adat saja.
Penari topeng juga mengenakan celana bawah lutut. Perlengkapan paling penting dalam pementasan tarian ini adalah kedok atau topeng, yang terbuat dari kayu.
Tapi, jika dilihat lebih element, keruncingan dan ukuran pisau ini lebih besar dari pisau yang biasanya.
Kokarde adalah jenis aksesoris lain yang juga dipasangkan di kepala penari. Bentuk properti ini menyerupai bentuk bunga yang bahan pembuatan utamanya adalah pita.
Gerakan ini merupakan lanjutan dari kegiatan petani yang ada pada gerakan menyiang, yaitu membuang rumput atau sampahnya.
Senjata tradisional ini serupa dan read more sejenis dengan golok berasal dari budaya masyarakat minang. Pada masa silam, bukti keberadaan riduih ini tercatat di Museum Perjuangan Tridaya Eka Dharma, sebagai senjata yang dipakai ketika perang Manggopoh pada tahun 1908.
Dalam pertunjukkannya, tarian ini diiringi dengan musik gondang. Yang kemudian akan menimbulkan suara henrakan para penari di atas lantai.
Pada pementasan topeng jenis ini, menggambarkan tentang seseorang yang memiliki sifat angkara murka. Saat mementaskan tarian jenis ini penari memerankan tokoh yang jahat.